Senin, 07 November 2011

sejarah yakuza



http://vermilliongames.files.wordpress.com/2009/07/yakuza2.jpeg?w=640

Masalah jadi rumit, karena  setelah berhasil menggulung para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka dan memilih jadi preman. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini.

Ada dua kelas profesi para machi-yokko, yaitu kaum Bakuto (penjudi) dan Tekiya (pedagang). Namanya saja kaum pedagang tetapi pada kenyataannya, kaum Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang.
Walau begitu, kaum ini punya sistem kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun (Bos/Bapak) dan Kobun (Bawahan/Anak), serta Senpai-Kohai (Senior-Junior) yang kemudian menjadi kental di organisasi Yakuza.
Sejarah Singkat Yakuza
Nah dari kaum Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tattoo pada sekujur badan (disebut irezumi) dan yubitsume (potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman.
Awalnya hukuman ini bersifat simbolik, karena ruas atas jari kelingking yang dipotong membuat si empunya tangan menjadi lebih sulit memegang pedang dengan mantap. Hal ini menjadi simbol ketaatan terhadap pimpinan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiks_UiD5Aqke624drbbtVAk-Tjjjx9Fcb8Gr494u4qeZNWY8zhe2OpTsKXESYaWiSGzHLK8aycpsA9XewetmekKoQzFe2XALT69qNi3ouBmziwp92z7_8A3Lg04HC-UZz5krvhCRXnZ2tP/s1600/yakuza2.jpg
http://panenutella.files.wordpress.com/2010/03/yakuza4.jpg

Pamor yakuza sempat tenggelam saat militer berkuasa setelah penyerangan Jepang ke Pearl Harbor. Setelah Jepang menyerah karena Bom Atom NagasakiHiroshima, para anggota Yakuza kembali ke masyarakat.

Muncul satu orang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Yoshio Kodame, seorang ex-militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di usia 34 tahun).
Yoshio Kodame berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii.
Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama di periode 1958-1963, saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Yoshio Kodame dinobatkan sebagai Godfather-nya Yakuza.


Yoshio Kodame

Markas Yakuza kebanyakan berada di di daerah Kansai (Osaka dan sekitarnya). Sebuah lembaga di AS, misalnya, International Crime Threat Assessment (ICTA), menyebut Yakuza sebagai salah satu sindikat kejahatan terbesar dan sangat kuat di dunia.

Di masa kini, keanggotaan Yakuza diperkirakan telah menurun tajam, tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Tulang punggung bisnis illegal mereka adalah pachinko, perdagangan ampethamine (termasuk ice dan ecstasy), prostitusi, pornografi, pemerasan, hingga penyelundupan senjata.
Bagaimanapun sebuah organisasi kriminal atau sindikat dalam bentuk apapun pasti memiliki peraturan yang harus ditaati oleh setiap anggotanya. Bagaimana dengan Yakuza, berikut ini peraturan Yakuza.
Persyaratan Keanggotaan, Syarat & Kondisi
Jika Anda tertarik untuk bergabung dengan Yakuza, mintalah pada pemimpin kru untuk mengundang. Juga, Anda harus memenuhi persyaratan jika Anda ingin bergabung sebagai kru Yakuza.
1: Anda harus menjadi orang yang wajar dengan kecerdasan dan akal sehat. Kami tidak menerima fucktards/orang tolol.
2: Perintah harus diikuti setiap saat. Jika seorang anggota yang berpangkat diatas Snda memberikan perintah, maka Anda harus mengikuti mereka.
3: Anggota yang tidak aktif selama 30 hari, akan diturunkan dan dikeluarkan dari kru. Jika Anda akan pergi, Anda harus memberitahu pemimpin kru tentang ketidakhadiran Anda.
4: Yakuza melindungi anggota mereka, asalkan mereka tidak melanggar peraturan.
5: Kami tidak menendang keluar (mengeluarkan) orang-orang dari Yakuza. Setelah Anda masuk, hanya ada satu jalan keluar dan Anda tidak ingin bahwa … (dari sumbernya memang dikosongkan, disinyalir ini berarti satu kata “Anda harus mati”)
Peraturan Yakuza
Setiap anggota kru melanggar aturan berikut ini akan dihukum berat. Hukuman dalam bentuk penurunan pangkat, daftar perburuan, kematian atau kombinasi dari ketiganya. Kru tidak mentolerir kesalahan.
1: Jangan membunuh tanpa izin! Juga tidak memburu seseorang tanpa izin. Jika Anda memiliki masalah, hubungi Badan Intelijen Yakuza.
2: Jangan mencuri mobil dari kru lain! Jika seseorang mencuri mobil Anda, hubungi Badan Intelijen.
3: Jangan pernah meminta uang atau pinjaman dari siapa pun!
4: Selalu membantu para anggota Yakuza. Ketika Anda melihat seseorang meminta bantuan atau informasi mengenai sesuatu, tidak berpaling melainkan mencoba untuk membantu mereka. Berikan tangan, membantu bila mungkin dan Anda akan mendapatkan yang sama setelahnya.
Pedoman
Berikut adalah beberapa panduan yang akan menjelaskan apa yang diperkenankan dan bagaimana Anda harus berurusan dengan hal-hal tertentu.
1: Semua orang di Yakuza memiliki izin untuk membunuh pengkhianat dan low life’s (bisa didefinisikan orang yang minder, takut dll).
2: Jika salah seorang pemimpin Yakuza berusaha dipukul/dihajar/dibunuh, tidak perlu izin untuk menyerang. Dalam hal demikian, setiap orang diperbolehkan dan diharapkan untuk menyerang kembali.
3: Jika Anda ingin seseorang mati, jelaskan alasan ke IA (Badan Intelijen Yakuza) dan mereka yang akan memutuskan. Juga jika Anda ingin bunuh diri, hubungi IA terlebih dahulu.
4: Jika Anda membutuhkan uang untuk wilayah Dominasi, hubungi Dominasi Badan.
5: Hanya Oyabun dan Kumicho dapat mengirim undangan ke orang. Semua anggota lainnya bebas untuk “merekrut” dengan meminta orang untuk mengirim permintaan untuk mengundang ke Oyabun.
Masih banyak peraturan lain yang tak di expose. Pimpinan Yakuza lainnya selain Yoshio Kodame adalah :
1. Kazuo Taoka yang memimpin Yamaguchi-gumi family

2. Hisayuki Machii


Semua anggota Yakuza harus melaksanakan perintah dan mematuhi peraturan serta sumpah Yakuza. Dan siapa saja yang melanggarnya akan dipotong jari atau yang terparah Seppuku.

Seppuku

Yakuza di Indonesia
Percaya atau tidak, ternyata anggota Yakuza (sindikat kejahatan Jepang) ada juga di Indonesia. Mereka ikut menjaga para pengusaha besar Jepang agar tak diganggu preman Indonesia.

Orang-orang Yakuza ini sangat rapi, layaknya seorang pengusaha biasa, pakai setelan jas dan perlengkapan diri secara baik. Bahkan, barang-barang yang mereka pakai umumnya berharga mahal dan memiliki nama besar di dunia fashion.
Seorang anggota Yakuza di Tokyo, Takahashi, pernah menceritakan sebuah kisah bagaimana seorang preman Indonesia sempat mencoba meminta uang kepada eksekutif sebuah perusahaan Jepang.
Dengan halus eksekutif itu memintanya datang hari berikutnya. Ketika datang kembali ke kantor eksekutif Jepang itu, sang preman Indonesia langsung dihadapkan kepada seorang anggota Yakuza, orang Jepang, dengan tampang cukup menyeramkan dan berbadan kekar akan tetapi tetap berpakaian rapi layaknya eksekutif lain.
Melihat hal itu, sang preman Indonesia mengerti sendiri dan mengurungkan niatnya untuk meminta uang “backing” tersebut.

Sejarah Panjang Yakuza dan Cerita Dibaliknya

Sejarah Panjang Yakuza dan Cerita Dibaliknya

http://vermilliongames.files.wordpress.com/2009/07/yakuza2.jpeg?w=640
 
Sejarah panjang Yakuza dimulai kira-kira pada tahun 1612, saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan shogun sebelumnya. Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang samurai yang sebelumnya disebut hatomo-yakko (pelayan shogun) menjadi kehilangan tuan, atau disebut sebagai kaum ronin.
Masalah jadi rumit, karena setelah berhasil menggulung para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka dan memilih jadi preman. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini.

Ada dua kelas profesi para machi-yokko, yaitu kaum Bakuto (penjudi) dan Tekiya (pedagang). Namanya saja kaum pedagang tetapi pada kenyataannya, kaum Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang.

Walau begitu, kaum ini punya sistem kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun (Bos/Bapak) dan Kobun (Bawahan/Anak), serta Senpai-Kohai (Senior-Junior) yang kemudian menjadi kental di organisasi Yakuza.



Sejarah Singkat Yakuza

Nah dari kaum Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tattoo pada sekujur badan (disebut irezumi) dan yubitsume (potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman.

Awalnya hukuman ini bersifat simbolik, karena ruas atas jari kelingking yang dipotong membuat si empunya tangan menjadi lebih sulit memegang pedang dengan mantap. Hal ini menjadi simbol ketaatan terhadap pimpinan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiks_UiD5Aqke624drbbtVAk-Tjjjx9Fcb8Gr494u4qeZNWY8zhe2OpTsKXESYaWiSGzHLK8aycpsA9XewetmekKoQzFe2XALT69qNi3ouBmziwp92z7_8A3Lg04HC-UZz5krvhCRXnZ2tP/s1600/yakuza2.jpg

http://panenutella.files.wordpress.com/2010/03/yakuza4.jpg

Pamor yakuza sempat tenggelam saat militer berkuasa setelah penyerangan Jepang ke Pearl Harbor. Setelah Jepang menyerah karena Bom Atom Nagasaki - Hiroshima, para anggota Yakuza kembali ke masyarakat.

Muncul satu orang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Yoshio Kodame, seorang ex-militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di usia 34 tahun).

Yoshio Kodame berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii.

Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama di periode 1958-1963, saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Yoshio Kodame dinobatkan sebagai Godfather-nya Yakuza.

Yoshio Kodame

Markas Yakuza kebanyakan berada di di daerah Kansai (Osaka dan sekitarnya). Sebuah lembaga di AS, misalnya, International Crime Threat Assessment (ICTA), menyebut Yakuza sebagai salah satu sindikat kejahatan terbesar dan sangat kuat di dunia.

Di masa kini, keanggotaan Yakuza diperkirakan telah menurun tajam, tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Tulang punggung bisnis illegal mereka adalah pachinko, perdagangan ampethamine (termasuk ice dan ecstasy), prostitusi, pornografi, pemerasan, hingga penyelundupan senjata.

Bagaimanapun sebuah organisasi kriminal atau sindikat dalam bentuk apapun pasti memiliki peraturan yang harus ditaati oleh setiap anggotanya. Bagaimana dengan Yakuza, berikut ini peraturan Yakuza.



Persyaratan Keanggotaan, Syarat & Kondisi

Jika Anda tertarik untuk bergabung dengan Yakuza, mintalah pada pemimpin kru untuk mengundang. Juga, Anda harus memenuhi persyaratan jika Anda ingin bergabung sebagai kru Yakuza.

1: Anda harus menjadi orang yang wajar dengan kecerdasan dan akal sehat. Kami tidak menerima fucktards/orang tolol.

2: Perintah harus diikuti setiap saat. Jika seorang anggota yang berpangkat diatas Snda memberikan perintah, maka Anda harus mengikuti mereka.

3: Anggota yang tidak aktif selama 30 hari, akan diturunkan dan dikeluarkan dari kru. Jika Anda akan pergi, Anda harus memberitahu pemimpin kru tentang ketidakhadiran Anda.

4: Yakuza melindungi anggota mereka, asalkan mereka tidak melanggar peraturan.

5: Kami tidak menendang keluar (mengeluarkan) orang-orang dari Yakuza. Setelah Anda masuk, hanya ada satu jalan keluar dan Anda tidak ingin bahwa ... (dari sumbernya memang dikosongkan, disinyalir ini berarti satu kata "Anda harus mati")



Peraturan Yakuza

Setiap anggota kru melanggar aturan berikut ini akan dihukum berat. Hukuman dalam bentuk penurunan pangkat, daftar perburuan, kematian atau kombinasi dari ketiganya. Kru tidak mentolerir kesalahan.

1: Jangan membunuh tanpa izin! Juga tidak memburu seseorang tanpa izin. Jika Anda memiliki masalah, hubungi Badan Intelijen Yakuza.

2: Jangan mencuri mobil dari kru lain! Jika seseorang mencuri mobil Anda, hubungi Badan Intelijen.

3: Jangan pernah meminta uang atau pinjaman dari siapa pun!

4: Selalu membantu para anggota Yakuza. Ketika Anda melihat seseorang meminta bantuan atau informasi mengenai sesuatu, tidak berpaling melainkan mencoba untuk membantu mereka. Berikan tangan, membantu bila mungkin dan Anda akan mendapatkan yang sama setelahnya.



Pedoman

Berikut adalah beberapa panduan yang akan menjelaskan apa yang diperkenankan dan bagaimana Anda harus berurusan dengan hal-hal tertentu.

1: Semua orang di Yakuza memiliki izin untuk membunuh pengkhianat dan low life's (bisa didefinisikan orang yang minder, takut dll).

2: Jika salah seorang pemimpin Yakuza berusaha dipukul/dihajar/dibunuh, tidak perlu izin untuk menyerang. Dalam hal demikian, setiap orang diperbolehkan dan diharapkan untuk menyerang kembali.

3: Jika Anda ingin seseorang mati, jelaskan alasan ke IA (Badan Intelijen Yakuza) dan mereka yang akan memutuskan. Juga jika Anda ingin bunuh diri, hubungi IA terlebih dahulu.

4: Jika Anda membutuhkan uang untuk wilayah Dominasi, hubungi Dominasi Badan.

5: Hanya Oyabun dan Kumicho dapat mengirim undangan ke orang. Semua anggota lainnya bebas untuk "merekrut" dengan meminta orang untuk mengirim permintaan untuk mengundang ke Oyabun.


Masih banyak peraturan lain yang tak di expose. Pimpinan Yakuza lainnya selain Yoshio Kodame adalah :

1. Kazuo Taoka yang memimpin Yamaguchi-gumi family



2. Hisayuki Machii


Semua anggota Yakuza harus melaksanakan perintah dan mematuhi peraturan serta sumpah Yakuza. Dan siapa saja yang melanggarnya akan dipotong jari atau yang terparah Seppuku.

Seppuku



Yakuza di Indonesia

Percaya atau tidak, ternyata anggota Yakuza (sindikat kejahatan Jepang) ada juga di Indonesia. Mereka ikut menjaga para pengusaha besar Jepang agar tak diganggu preman Indonesia.

Orang-orang Yakuza ini sangat rapi, layaknya seorang pengusaha biasa, pakai setelan jas dan perlengkapan diri secara baik. Bahkan, barang-barang yang mereka pakai umumnya berharga mahal dan memiliki nama besar di dunia fashion.

Seorang anggota Yakuza di Tokyo, Takahashi, pernah menceritakan sebuah kisah bagaimana seorang preman Indonesia sempat mencoba meminta uang kepada eksekutif sebuah perusahaan Jepang.

Dengan halus eksekutif itu memintanya datang hari berikutnya. Ketika datang kembali ke kantor eksekutif Jepang itu, sang preman Indonesia langsung dihadapkan kepada seorang anggota Yakuza, orang Jepang, dengan tampang cukup menyeramkan dan berbadan kekar akan tetapi tetap berpakaian rapi layaknya eksekutif lain.

Melihat hal itu, sang preman Indonesia mengerti sendiri dan mengurungkan niatnya untuk meminta uang “backing” tersebut.

kamui gaiden


“Kamui: the Lone Ninja” is a live action adaptation of the legendary Japanese manga created back in 1964 by Sanpei Shirato, directed by Yoichi Sai, previously responsible for the harrowing Takeshi Kitano drama “Blood and Bones”. The film is a wild fantasy adventure, which enticingly offers not only ninja action and the usual clan wars, but also pirates, sharks, and battles on the high seas. Written by Sai and Kankuro Kudo (“Zebraman”, “Ping Pong”), the film features an all star cast headlined by Matsuyama Kenichi (Detroit Metal City), with support from Koyuki (“Blood: The Last Vampire”), Ito Hideaki (“Umizaru”), Tsuchiya Anna (“Sakuran”), and Ohgo Suzuka (“Into the Faraway Sky”), with an appearance from Hong Kong star Ekin Cheng (“The Storm Warriors”). The film now arrives on region 2 DVD and Blu Ray via Manga Entertainment.
The film is set in 17th century Japan, and follows Kamui (Matsuyama Kenichi), a young ninja whose wish for freedom and to live his life by his own rules pushes him to leave his clan of assassins in search of his destiny. This doesn’t sit too well with his former colleagues, who set about hunting him down, determined to punish his betrayal with death. After he saves the life of a fisherman called Hanbei (veteran actor Kobayashi Kaoru), he winds up living at a small beach village, where he finally finds some measure of peace. Unfortunately, his presence soon stirs up trouble, not least since Hanbei’s own wife is actually an outcast ninja, who fears that Kamui may have been sent to kill her. A band of shark hunting pirates arrive at the village, taking the young ninja under their wing, though with his pursuers rapidly closing in, he has to make a choice whether to flee or fight.

A suitably epic affair, “Kamui: the Lone Ninja” covers a lot of ground, and although obviously condensed from the mammoth manga, it never sacrifices the feel of the source material for the sake of a high concept popcorn plot, with plenty of pondering as Kamui steadfastly chases his goal of personal freedom while encountering thorny moral issues. The story is engaging, with lots of intrigue, betrayals and deceptions that keep things moving along, and it benefits from being surprisingly harsh in places, especially towards the end. Perhaps unsurprisingly, it does have the feel of an origin film, introducing the protagonist and featuring an essentially open ended narrative, though it sets things up for any continuing sequels with a pleasingly economic lack of fuss. Though mainly defined by his desire for freedom, Kamui is an interesting figure, quite different to the average ninja hero, and this initial character journey does see somewhat of a transformation from boy to man. Matsuyama Kenichi is perfectly acceptable in the lead, glowering effectively throughout, though for the most part the character’s motivations and emotions are explained by narrator Yamazaki Tsutomu.
The film certainly delivers the goods for ninja fans, with plenty of action, intrigue, and secret skills and techniques with cool sounding names. For the most part, Sai keeps things restrained in terms of fight scenes, which tend to come in short, sharp bursts before the inevitable last act mass battle and showdown. This approach works well, and is in keeping with the ninja theme, adding a sense of danger and the unpredictable to its clashes. The choreography is generally of a good standard, if somewhat over stretched by slow motion at times, and the film benefits from a few flashes of blood and limb chopping along the way.

The film is also lifted by some top notch production values, which Sai makes the very most out of. The sunny coastal setting is picturesque, and the gorgeous aquamarine water and beachside villages give the film a different feel to other ninja outings, as does the shark slaying angle. Sai’s direction fits the material well, shifting from epic to intimate as required, and the film as a whole manages a good balance between thrills, story telling and character, giving it a more crafted feel than the average blockbuster. The special effects are generally good, and are used to enhance rather than dominate the film, though some of the CGI is a little obvious, especially during some odd and not entirely convincing scenes of jumping sharks.
This doesn’t get in the way of the fun too much, and “Kamui: the Lone Ninja” stands as one of the better examples of the ninja genre. Sai works hard to bring Sanpei Shirato’s vision to life without too much grand standing, and the film is all the more enjoyable for paying equal amounts of attention to character and excitement.
Yoichi Sai (director) / Sampei Shirato (comic), Kankurô Kudô, Yoichi Sai(screenplay)
CAST: Ken’ichi Matsuyama … Camui
Koyuki … Sugaru
Kaoru Kobayashi … Hanbei
Kôichi Satô … Gumbei
Hideaki Ito … Fudo
Sei Ashina … Mikumo
Ekin Cheng … Dumok
Yuta Kanai … Yoshito

Senin, 03 Oktober 2011

comunity rock

ramones_logo.jpggnr_11.jpgslahshgnr.jpgmetallica2.jpgmetallica_9_-_east_rutherford_nj_102204_-_lg6635639.jpgalbumcovers-deeppurple-perfectstranger1984.jpgian-paice-purple-collage.jpg5309275651969_deeppurple.jpgwallpaper-metalica.jpg111.jpgramones.jpgmetalica_12.jpgslash.jpggnr3.jpgmetalica72dpi.jpgimg5068d02dhybyls.jpegtrampswhitelion.jpggnr_2.jpg
13
Mar
08

THE RAMONES

ramones2.jpg
Dibentuk tahun 1974,dari Forest Hills,New York. Awalnya, Ramones mulai ngeband cuman dengan 3 orang, tepatnya Joey Ramone (lead Guitar), Dee Dee Ramone (bass), serta Tommy Ramone (dram). Dibentuk maret 1974, band ini langsung memperoleh perhatian bagi skema rock setempat pada bulan agustus, Ramones langsung manggung ke seluruh pelosok New York.
Saking bersilaunya Ramones, dalam waktu yang cuman 1 tahun, mereka langsung dikontrak ama Sire Records dan berkesempatan nongol atau manggung di TV, yaitu Radio City Studios. 1976, muncul album pertama mereka:”Ramones” menghadirkan musik yang bener2 seger dan berbeda dari musik2 lain yang bertebaran di zamanya maklum, Ramones sendiri sebenernya adalah salah satu pendiri genre musik punk bareng Sex Pistols.
Ramones sempet juga masuk di Spin Megazine, sang editor di majalah itu, Alan Chief bilang gini:”they would be the first ones to say that without The Ramones the whole punk movement never would have happened” tuh, hebat kan.
Album kedua dari The Ramones menyusul di 1977 “leave Home”, Ramones langsung tancep gas tur ke Eropa antara lain; Finlandia,London,trus mampir dan ngluncurin album “rocket to russia” di akhir 1977. Sayangnya. Tommy mutusin buat ninggalin Band, walaupun keluar dari band, Tommy tetep jadi produser The Ramones. Buat ngegantiinya, direkrutlah Mark Bell, mantan personel Richard’s Hells VoiVods”. Bareng Mark, lahirlah album Live legendaris kepunyaan The Ramones:”Its Alive”(album live dari konser mereka di London”.
Di akhir dekade menuju 1980, The Ramones mulai rekaman lagi, kali ini mereka rekaman dalam 5 studio yang berbeda! dan dari 5 studio itu, nongollah “Pleasant Dreams” sebuah album yang isinya sarat akan kritik2 sosial.
Di saat Joey ama Jhonny dalam kedaan nggak fit, MArk keluar dari band dan di re-placed ama Richard Beau, ex personel Velveteen dan ngrampungin album “Too Tough To Die”(1984).
Pas presiden Amrik(Ronald Reagan) ngunjungin pemakaman perang Nazi dan menimbulkan kontroversi, The Ramones ngluncurin lagu2 yang berisi protes mereka atas kunjungan tersebut(Animal Boy-klo ga salah lho… tolong kasih tau klo ada yang tau).
Menyusul album2 sebelumnya, muncul “Halfway To Sanity” di 1987, trus ada lagi album kompilasi “Ramonesmania” (1988) yang berisi 30 lagu terbaik The Ramones.
Richie-pun hengkang dan Mark balik lagi reunian dengan bergabung lagi ke bandnya. Bareng personil lamanya itu, Ramones ngluncurin “Brain Drain”(1989) salah satu lagu dari album tersebut jadi judul filmnya Stephen King. Lagi2 ada personil yang hengkang, kini Dee Dee yang minggat, beralih aliran ke Rap(suck!) yang berjuluk “Dee Dee King”. Dipilihlah Christopher Ward buat ngegantiin.
Cuman sekedar informasi, Ramones juga punya album Live lainya yang berjudul:”Loco Live”(direkam di barcelona). Ramones juga sempet nongol di serial kartun legenderis The Simpsons.
Album2 lain The Ramones antara lain; “Mondo Bizzaro”(1992), “Acid Eaters”(ga disebutin taon-nya, ada yang tau?), dan terakhir “Adios Amigos”(1995). Ada juga “Greatest Hits Live” yang berisi lagu R.A.M.O.N.E.S. dan Any Way You Want It.
1996, tiap2 personel udah sibuk ama side-jobnya sendiri2 Marky punya band baru yang namanya “Marky Ramone and Intruder” ama “Marky Groups”, Dee Dee juga udah punya(banyak) album solo, Joey pun juga pengin nyusul punya album solo tapi sayangnya keburu meninggal.
Meninggalnya Joey Ramone (15 april 2001) lumayan dramatik juga….. Joey meninggal di rumah sakit di New York setelah berminggu2 menjalani perawatan kanker, pas moment terakhir sebelum meninggal, Joey yang ditemenin ama keluarganya sempet ndengerin lagunya U2:”In A Little While”….
Kematian Joey kemudian disusul oleh pertnernya, Dee Dee, dan bassis Ramonespun diisi sama Edgar Ramone, salah satu bassis dengan skill terbaik. Tapi mungkin DeeDee emang ga bisa lepas dari Ramones sampai2 Edgar bilang sendiri:
“Deedee will always live. And he can never be replaced. NEVER!”
13
Mar
08

sex pistol

The Sex Pistols: Konser 30 Tahun Album Fenomenal
LONDON, SELASA – Legenda punk The Sex Pistols telah mengumumkan akan menggelar sebuah konser untuk memeringati 30 tahun dirilisnya album mereka yang bikin heboh, Never Mind the Bollocks.
Para personel asli grup tersebut, yaitu John Lydon, Steve Jones, Paul Cook, dan Glen Matlock, akan tampil di Brixton Academy, London, pada 8 November mendatang.
Grup itu, yang bubar pada 1978, pertama kali dibentuk kembali untuk sebuah tur dunia pada 1996. Terakhir kali mereka mengadakan pertunjukan pada 2003.
Tiket-tiket konser The Sex Pistol, dengan harga 37,5 poundsterling, akan dijual Jumat minggu ini (21/9).
Never Mind The Bollocks… Here’s The Sex Pistols, yang memuat lagu God Save the Queen dan Anarchy in the UK, bikin heboh ketika dirilis pada Oktober 1977.
Album tersebut dulu merupakan salah satu rekaman yang menentukan dari gerakan punk dan kini diakui sebagai salah satu album paling berpengaruh dalam sejarah rock. Album itu akan dirilis ulang berkait dengan perayaan tersebut. Sementara itu, empat single di dalamnya, yaitu God Save the Queen, Anarchy in the UK, Pretty Vacant, dan Holidays In The Sun, akan dirilis ulang dalam bentuk piringan hitam.
Majalah NME kini sedang mengadakan sebuah kampanye untuk menempatkan God Save the Queen di posisi nomor satu tangga lagu di Inggris. Asal tahu saja, ketika baru dirilis, lagu tersebut dilarang diperdengarkan oleh BBC dan berakhir dengan hanya menempati urutan kedua tangga lagu Inggris, bersamaan dengan Ratu Elizabeth II merayakan 25 tahun ia bertahta. Namun, beberapa teori menyebut bahwa tangga lagu itu dimanipulasi demi menghindarkan Kerajaan Inggris dari rasa malu. by:http://64.203.71.11/ver1/Hiburan/0709/18/170045.htm
images744927_sexpistols.jpg
2)Sex Pistols adalah salah satu kelompok musik punk rock yang paling berpengaruh dari Inggris. Mereka didirikan pada tahun 1972 sebagai The Strand (merujuk kepada sebuah lagu oleh Roxy Music), oleh Paul Cook (drums), Steve Jones (vocals), dan Wally Nightingale (guitar). Selain itu anggota-anggota awal lain meliputi Stephen Hayes (bass) dan Jim Mackin (organ)
Anggota
* Johnny Rotten – vocals (1975-1978, 1996, 2002, 2003)
* Steve Jones – guitar (1975-1978, 1996, 2002, 2003)
* Glen Matlock – bass (1975-1977, 1996, 2002, 2003)
* Paul Cook – drums (1975-1978, 1996, 2002, 2003)
* Sid Vicious – bass (1977-1978)


Latar Belakang
John Simon Ritchie-Beverrly lahir di London pada 10 Mei 1957 ibunya adalah anne, tapi Sid kecil lahir tanpa didahului stastus perkawinan sah dari kedua ortunya.
Sang ibu, yang punya nama gadis Anne Randall, tertarik dengan seorang lelaki yang bernama John Ritchie sewaktu masih tinggal di London sebelah Tenggara. Pertemuannya ditandai dengan masuknya Anne ke dalam Angkatan Udara Kerajaan Inggris. Mereka tinggal bersama di kawasan Lee Green. Dan dari hubungan itulah Sid lahir.
Sayangnya, begitu lahir, John yang harusnya bertanggung jawab malah pergi meninggalkan Anne. Jadi, Sid yang dulu masih dipanggil Simon cuma punya Anne sebagai orang tua yang membesarkanya. Ketika Sid berumur tiga tahun, dia dibawa jalan-jalan sama ibunya ke Ibiza, Spanyol. Ceritanya, Anne pengen keluar dari masalah yang dialaminya di London. Eh, bukannya seneng, Anne malah tambah dililit utang. Akhirnya dia terpaksa pulang dan hidup bersama ibunya. Buat hidup, dia bekerja di sebuah pub jazz.
Sekolah
Sid juga udah mulai masuk SD di Soho Primary School. Tapi toh akhirnya Sid harus berpindah-pindah sekolah gara-gara terus-terusan jadi korban ejekan teman sekolahnya. Nggak heran kalo Sid lebih memilih jadi penyendiri.
Sebenernya setelah itu Sid dan ibunya Anne hampir aja bernasib mujur gara-gara Anne diajak kawin sama Chris Beverley, seorang pria mapan asal Oxford yang juga berniat mengadopsi Sid . Eh, begitu Simon mau diadopsi, Chris ini meninggal karena sakit. Anne yang udah ganti nama jadi Anne Beverly pun sendirian lagi. Tapi kali ini kehidupan mereka lebih mapan karena Chris berasal dari keluarga kaya. Simon pun masuk di sekolah swasta yang mahal.
 Drop Out
Tapi bersekolah di sekolah orang kaya ternyata malah membentuk jiwa Simon (Sid) jadi pembangkang. Mungkin dia udah muak sama peraturan sekolah itu yang kelewat ketat. Contohnya aja, dia cuek biang ke senior-seniornya kalo dia udah nggak percaya lagi sama yang namanya Tuhan.
Udah gitu, di umur 14 tahun dia mulai suka melakukan hal-hal aneh di kamarnya. dia suka banget pake baju perempuan sambil ngaca. “Tapi gue cuma ngelakuinnya sekitar dua bulan. Gak tau kenapa, gue suka eksperimen dengan seks. Gue nggak tertarik dengan straight sex waktu itu,” kata Simon.
Anne kebingungan menghadapi perubahan sikap Simon. Bayangin aja, keluar masuk sampai lima sekolah dan selalu bayar mahal untuk pendaftarannya. Tau diri, Akhirnya Simon memutuskan untuk men-DO-kan diri dan mulai bekerja serabutan. Pekerjaan pertamanya adalah sebagai buruh di sebuah pabrik. Tapi nggak lama, Simon pun pengen sekolah lagi. Dia akhirnya nekat ngambil sekolah fotografi di Hackney College of Futher Education.
Disinilah dia bertemu dengan John Lydon yang jadi sohib kentalnya bertahun-tahun. Bersamanya, dia terobsesi dengan musik glam rock yang dulu diusung Marc Bolan dan David Bowie.
Saking gilanya dengan David Bowie, kamar Simon juga dipenuhi poster Bowie. Karena seneng sama keluarga kecil Simon, John akhirnya memutuskan untuk tinggal di kamar Simon. Mereka berdua sering ngelakuin hal gila kayak bereksperimen dengan dandanan. Simon asik ngecat kukunya dengan pernis yang mengkilat dan jalan-jalan pake sendal. Trus si John sibuk bikin rambutnya jadi kriwil-kriwil jadi gede banget.
Ganti Nama
Karena kelakuan Simon makin gila, Anne dan Simon melakukan “gencatan senjata”. Hasilnya, mereka berdua sepakat untuk berpisah sementara. Simon gantian tinggal sama John di belakang stasiun kereta api. Lewat John pulalah Simon berganti nama menjadi Sid Vicious. Konon, nama Sid diambil dari nama tikus piaraan John. Sementara Vicious dikasih gara-gara tikus itu pernah menggigit tangan bokap John. Jadilah Sid Vicious.
Pertemanan mereka berdua emang unik karena saling mengisi. John menularkan sifat humorisnya kepada Sid yang penyendiri. Sementara John jadi ketularan cool dan sedikit punya dark side. Tapi mereka berdua punya kesamaan. Dan apalagi kalo bukan narkoba. Mereka berdua pernah nenggak speed dalam suatu pesta. Eh, begitu digerebek polisi, Sid dan John malah nyerang tuh police sampe gigi depannya copot.
Untuk melanjutkan hidup, mereka berdua kerja serabutan lagi. Dari kerja direstoran, toko sepatu sampe ngamen di stasiun kereta bawah tanah pun mereka lakoni. Ada yang Lucu soal ngamen di stasiun kereta. Ceritanya Sid udah siap dengan gitar, sementara John udah siap dengan biolanya. Tapi ada satu masalah. Mereka sama sekali nggak bisa memainkannya. Man, yang ada mereka cuma joget-joget sambil megang instrumen itu sambil nyanyiin sebuah lagu dari Alice Cooper berulang-ulang.
Kalo cara-cara diatas masih kurang juga, Sid nggak takut ngelanggar hukum juga. Dia nekat jadi bandar narkoba walaupun dalam jumlah yang sedikit. Gilanya lagi, Sid kadang juga nekat nyari duit di bar gay. Dia kadang rela ditanggap kalo lagi mabok dan dapet duit darisana.
Di saat itu Sid dan John juga punya geng yang suka nongkrong di suatu toko clothing di kawasan King’s Road. Toko yang punya nama Sex ini nantinya akan jadi titik awal masuknya Sid ke Sex Pistols. Geng Sid isinya empat orang yang menamakan dirinya Four John. Four John disini adalah karena anggotanya semua bernama John . Seperti yang sudah disebut, Sid punya nama John Simon, terus ada John Lydon, John Wardle dan John Gray.
Pemilik Sex, Malcolm McLaren dan Vivienne Westwood udah ngerti banget kalo keempat orang ini gila semua. Mereka benci yang namanya kemewahan dan glamoran kalangan jet set Inggris. Terus kadang mereka suka iseng ngebakar tangan mereka dengan rokok dan hal-hal menyakitkan lainnya.
Sex Pistols
Hidup bengal dan rusuh buat Sex Pistols
Agustus 1975, Malcolm McLaren, pemilik toko “Sex” berniat untuk merombak tokonya. Dia udah punya konsep terbaru untuk bikin tokonya laku jadi tempat tongkrongan. Selain menjual berbagai macam asesoris punk, dia juga menjual fetish gear dan berbagai macam barang-barang dari kulit asli.
Bersamaan dengan itu, Malcolm juga ingin tokonya jadi pusat tongkrongan anak-anak punk yang lagi menjamur di London. Dia berharap bisa melesatkan tren punk ini lewat “bengkel kebudayaannya”. Caranya, ya dia juga jadi pemandu bakat yang nyari band-band punk yang mau diorbitkan.
Kebetulan, dia juga udah punya orang-orangnya. Di sana, udah ada gitaris Steve Jones, bassis Glen Matlock dan drummer Paul Cook yang sedang kerja part-time di Sex. Kebetulan mereka udah direken sebagai pemusik dadakan yang punya masa depan oleh Malcolm. Sekarang tinggal nyari frontman.
Jhony Rotten
Nah, kebetulan (lagi) John Lydon yang masih sering nongkrong di Sex bisa menarik perhatian Malcolm. Atittude yang gila dan urakan bikin cowok yang pernah jadi manajer New York Dolls ini kesengsem.
Nggak begitu lama, John Lydon pun diaudisi. Lagunya… tetep Alice Cooper! Man, tapi suara John yang rada fals malah bikin cowok pirang ini diterima masuk band. Biar makin nge-punk, Malcolm mengganti nama John Lydon menjadi Johnny Rotten. (padahal dia baru aja ngeganti nama sahabatnya jadi Sid Vicious!). So, berdirilah Sex Pistols dengan empat formasi: Johnny Rotten, Paul Cook, Glen Matlock, dan Steve Jones.
Penampilan mereka yang pertama adalah di St. Martin School of Art di West End pada 6 November 1975. Mereka dianggap membawa musik baru yang “berbahaya” karena jelas-jelas nggak enak didenger (apalagi suara vokalisnya) dan liar. Well, itulah yang dibawa Sex Pistols di awal-awal kemunculannya. Istilah punk pun mulai dikenal orang banyak. Steve Jones malah membuat pernyataan yang sampe sekarang dikenal orang sebagai imej Sex Pistols. Dia bilang, “We’re not into music, we’re into chaos!” Jadi punk itu emang 90 persen attitude, selebihnya musik.
Sampai tahun 1976, demam Sex Pistols melanda Inggris. Semua orang membicarakan band gila ini. Salah satu dari fans itu terselip Sid Vicious. Dia malah sempet ngiri gara-gara sahabatnya jadi vokalis band yang pertama dia liat penampilannya di Sex pada December 1975 itu. Lucunya, hubungan Sid dan Johnny yang dekat nggak ketauan personel Pistols lainnya.
Sid pun berusaha pengen kenal dengan anggota band lainnya. Kayak pengen diakuin, Sid selalu ingin membantu Pistols yang kadang beraksi nggak wajar. Bayangin, nih band nggak mau tampil berdasarkan jadwal. Pengennya langsung tampil dadakan, dan kalo bisa di tempat yang nggak lazim. Tentu aja yang marah adalah pihak keamanan. Kalo udah gini, Johnny dkk sering mengancam akan berbuat rusuh. Nah, kalo udah ada komando rusuh dari Johnny, Sid pasti turun tangan bantuin Pistols.
Band Rusuh
Atittude punknya makin lama makin menjadi. Parahnya, Sid juga mengonsumsi narkoba jenis speed yang kadang disuntikkannya. Kalo udah gini, dia sering banget terlibat perkelahian di bar dan di pertunjukan band. Rasa cintanya sama band punk juga makin timbul gara-gara mendengar album pertama The Ramones. Malah, bassisnya, Dee Dee Ramones, dijadikannya sebagai hero.
Sayangnya, kelakuan Sid makin menjurus ke arah brutal. Setiap Pistols manggung, pasti ada keributan. Dan dalangnya pasti Sid Vicious. Dia pernah menghajar orang yang dudukin tempat Vivienne Westwood (temannya, desainer yang juga merancang pakaian di Sex) tanpa bilang-bilang. Entah cari perhatian atau nggak, tapi Sid lantas makin jadi icon buat Pistols. Apalagi dalam press release Pistols ada pernyataan “We Hate Everything”. Pers makin yakin kalo Pistols adalah band rusuh.
Kelakuan Sid selalu dalam rangka membela temannya di Pistols. Dia malah pernah ribut sama sebuah band heavy metal gara-gara mereka nggak mau minjemin alat ke Pistols. Alhasil, Sid digebukin. Baginya nggak apa-apa digebukin asalkan ngebela temen. Sid pun mulai dapet perhatian dari anggota Pistols lainnya.
Juni 1976, Pistols udah menguasai Inggris. Pistols udah jadi icon di punk scene London. Bersama mereka Sid juga menjadi perhatian di scene itu. Mereka selalu memakai pakaian dari Sex. Well, mungkin inilah suatu bentuk promosi endorsing. Ternyata sponsor pakaian udah terpikirkan oleh industri punk pada masa itu.
Sid juga sempet membentuk kelompok pecinta Sex Pistols bersama Billy Idol dengan nama Bromley Contingent. Nggak cuma itu, dia juga sempet membentuk band dengan nama Siouxie and The Banshees. Selain itu dia juga sempet membentuk band iseng bernama The Flower of Romance. Dibilang band iseng karena dibentuk di studio, nggak pernah bikin rekaman, dan malah nggak pernah manggung. Dasar!
Tapi trademark rusuh makin lekat pada Pistols. Salah satu peristiwa dahsyat itu terjadi di 100 Club Punk Festival. Pada saat Pistols manggung, Sid melempar gelas ke arah panggung. Tapi gelas itu malah membentur pilar ruangan. Pecahannya mengenai mata seorang pengunjung cewek. Belakangan diketahui kalo cewek itu jadi buta lantaran insiden itu. Alhasil, Sid ditahan polisi. Pistols didenda. Pers menjuluki Sid sebagai anggota ke-5 Pistols. Ujung-ujungnya 100 Club nggak boleh ngadain gig lagi. Apes!
Lagi dirundung masalah, ternyata ada kabar bagus. Malcolm, sang manjer berhasil nembusin Pistols ke label EMI dengan advance sebesar 40 ribu pound. Man, angka itu gede banget untuk ukuran band yang belum dikenal. Tapi karena udah nggak boleh manggung, EMI jadi ngerasa malu punya band bengal.
Tapi lagi-lagi Sid datang menolong. Pistols pun diselundupin di setiap festival punk. Band The Flower of Romance jadi cover-nya. Begitu The Flower dipanggil, yang muncul malah Pistols. Das! Seru abis.
Di balik serunya kerusuhan Pistols, ternyata band ini punya masalah intern. Siapa yang ngira kalo ternyata sang bassis Glen Matlock nggak disuka sama personel lainnya. Alasannya karena dia terlalu kalem dan berasal dari kelas menengah. Terus? Ya, ternyata kondisi itu dianggap kurang radikal oleh personel lain.
Mereka pun berpikir untuk menendang Glen Matlock keluar. Dan… enter Sid!
 Film
“Sex Pistols bubar gara-gara Sid Vicious. Sid Vicious yang terlalu dekat dengan pacarnya Nancy Spungen .Kami udah muak ngeliat tingkah violence-nya. Gara-gara dia juga, konser kami di Winterland berantakan,” begitu kata Steve Jones kepada tabloid musik Inggris NME.
Udah gitu praktis Steve dan Paul Cook cabut nggak mau ketemu Sid lagi. Sementara Johnny Rotten langsung hilang tanpa kabar. Malcolm sebagai manajer pun udah ngerasa kalo band yang dikelolanya udah nggak mungkin bisa diterusin.
Tapi bukan manajer kalo nggak bisa mencari peluang. Di antara kericuhan Pistols, Malcolm pun akhirnya tetap memutuskan untuk memanajeri Sid. Soalnya ada seorang sutradara yang tertarik mau membuat film dokumenter dan musikal berjudul Rock n Roll Swindle. Film ini sebenernya cuma film dokumenter musik yang dibalut sama perjalanan karir Sex Pistols. Serunya, syuting film ini dilakukan di Paris. Dan lucunya, cuma Sid yang jadi pusat perhatian. Sementara personel Pistols yang lain ogah berangkat ke Paris, Johnny Rotten cuma kebagian diwawancara terpisah. Sementara Steve dan Paul nggak pernah muncul.
Februari 1978, Sid berangkat bareng Nancy ke Perancis untuk syuting. Di Paris mereka hidup mewah di hotel mahal. Maklum, mereka kan dibayarin sama label. Malah, sebelum menginjakkan kaki di Paris, Sid sempet OD pas pesawatnya transit di New York. Das! Yang ada dia langsung dibawa ke RS Jamaica untuk di-detox.
Balik ke syuting film, Sid emang nggak suka sama film. Makanya, part adegannya nggak sukses terus alias jelek. “Gue nggak suka akting. Abis jadi orang yang bukan diri kita sendiri. It’s all bullshit!” kata Sid.
Seluruh kru film sempet bingung ngebujuk Sid untuk berakting. Akhirnya cuma Nancy doang yang bisa membujuknya untuk mulai akting. Syaratnya, Sid dibolehkan ngerombak lagu ciptaan Paul Anka yang berjudul ‘My Way’ (yang dipopulerkan oleh Frank Sinatra). Ada bagian lirik lagu My Way yang diacak-acak menjadi I ducked the blows / I shot it up / and killed a cat. Gila!
Waktu adegan My Way ini digambarkan Sid sebagai solois yang bergaya rapi. Terus di akhir lagu, dia nembakin penonton dengan pistol. Wah, untung cuma syuting!
 Bikin Band
Sid dan Nancy
Sid dan Nancy
Lagi asik bikin film, mereka balik ke London. Tiba-tiba Sid ketemu sama temen lamanya, Glen Matlock. Masih inget, kan? itu lho bassis Pistols sebelum Sid masuk. Walaupun media menulis soal “persaingan” mereka, tapi sebenernya antara Sid dan Glenn masih terjaga pertemanan-nya.
Setelah nongkrong di bar bareng, mereka sepakat ngebentuk band. Band yang akhirnya diberi nama The Vicious White Kids ini juga mengajak Rat Scabies dari The Damned dan Steve New. Sid pun naik pangkat jadi vokalis (soalnya udah pasti Glenn yang mengisi posisi bassis).
Pertunjukan pertama band dadakan ini berlangsung sesaat setelah mereka menggelar audisi. Di situ Nancy ikutan jadi backing vokal. Konser yang diadakan di Electric Ballroom London ini lumayan dapet tanggepan asik dari penonton. Sementara itu, walaupun Pistols udah bubar, Virgin tetep ngeluarin singel Pistols yang belum keluar. Malah lagu ‘My Way’ juga dilepasnya sebagai singel.
Tapi rupanya Inggris sudah alergi sama Pistols. Semua singel rilisan Virgin yang berhubungan sama Pistols dilarang diputar di radio-radio. Ya udah, gara-gara merasa dimusuhi Inggris, Sid dan Nancy akhirnya mencoba memutuskan untuk tinggal di New York. Tapi keputusan ini malah membawa mimpi buruk bagi mereka bedua.
Nancy pun berhasil ngomporin Sid dengan hidup slenge’an ala rock star di kota yang punya julukan The Big Apple itu. Begitu sampe di New York, mereka langsung check-in di Chelsea Hotel, di West 23rd Street. Hotel ini udah terkenal banget sebagai surga narkoba bagi para artis yang singgah di New York.
Sid dan Nancy udah bagai zombie berjalan. Duit 15 ribu pound yang diberi dari Malcolm habis dalam beberapa hari hanya untuk membeli heroin dan morphine. Nancy udah mengalami gangguan ginjal, sementara kelakuan sadomasochis Sid semakin parah gara-gara drugs. Waktu itu dia belum genap 21 tahun.
Lagi asik-asiknya teler, Sid dan Nancy masih nekat ngeladenin wawancara untuk film punk documentary Dead On Arrival. Di wawancara itu, cuma Nancy yang sanggup menjawab semua pertanyaaan. Sementara itu Sid udah fly berat dan sesekali mencoba menyundut muka Nancy dengan rokok. Mereka juga sempet datengin scene punk di kota New York. Dan Sid seperti biasa jadi tamu istimewa yang didaulat nyanyi di panggung. Cowok yang doyan pake kalung bermata gembok ini menyanyikan My Way dengan menggantikan total liriknya menjadi I killed the cat. Alasannya, karena dia lupa liriknya.
Nancy tewas
Nancy yang digotong ke ambulans
Kelar acara itu, tepatnya dari awal Oktober 1978, mereka berdua langung mengisolasi diri di kamar hotel. Dan suatu pagi di tanggal 12 Oktober 1978, kamar nomer 100 tempat mereka berdua menginap ramai didatengin polisi New York. Di dalamnya Sid sedang diinterogasi.
“Kenapa kamu lakukan itu, Kid?
“Ngelakuin apa?”
“Kenapa kamu membunuhnya?”
“Gue nggak membunuhnya.”
Sid duduk termenung dengan borgol di tangan. Sementara di bathtub kamar mandi terbaring jasad Nancy Spungen bersimbah darah. Perutnya ditusuk pisau. Banyak teori yang muncul seputar kenapa dan sama siapa Nancy terbunuh. Cuma karena hanya Sid yang selalu bersama Nancy seharian dan pisau yang ditemukan adalah milik Sid, tentunya semua orang langsung menuduh Sid sebagai pembunuh.
Sid dilaporkan turun ke lobby dan berteriak minta bantuan ambulans kepada front office. Tapi bukannya ambulans justru polisi yang dikirim. Johnny Rotten udah males berkomentar waktu dimintai keterangannya. “Kenapa juga gue harus punya perasaan terhadap ini semua,” kata Johnny waktu itu.
Sid langsung di bawa ke penjara Rikers Island. Selama empat hari dia ditahan di penjara yang terkenal brutal banget itu. Pengadilan kasus Sid digelar tanggal 13 Oktober 1978. Dia menghadapi tuduhan pembunuhan kelas dua. Dengan hukuman minimum 7 sampai 25 tahun, Sid baru boleh bebas dengan membayar uang jaminan 25 ribu pound. Dan untungnya Virgin Records setia membantunya. Pada 21 November 1978 Sid bebas dengan uang jaminan.
Kalo ada orang yang bener-bener setia menemani Sid selain manajernya di saat-saat genting, pasti lah sang ibu, Anne Beverley, yang udah bela-belain tinggal di New York. Manajer dan ibunya ini melakukan apa aja biar kasus pembunuhan Nancy makin jelas. Anne pun nggak segan-segan menandatangani kontrak dengan New York Post untuk kerjasama peliputan. Sementara Malcolm dilaporkan telah menyewa detektif swasta untuk menyelidiki kematian Nancy Spungen. Di London, kaos bertuliskan Sid Is Innocent udah laku dicari orang.
Namun semua terlambat. Sid udah kehilangan Nancy. Jiwanya jadi terguncang. Malah, di suatu bar, dia nekat mengancam bunuh diri dengan menyiletkan bohlam pecah ke pergelangannya.
Pernah juga Sid mencoba bunuh diri dengan loncat dari jendela hotel gara-gara sakaw. Untungnya Anne dan Malcolm cepat mencegahnya dan langsung melarikan Sid ke rumah sakit terdekat.
Saking udah kehilangan Nancy dan sakaw, Sid akhirnya ngelakuin kerusuhan lagi di sebuah bar bernama Hurrah’s di New York. Di situ dia terlibat perkelahian dengan seorang cowok gara-gara Sid menggoda pacarnya. Malangnya cowok itu terluka sampe membutuhkan lima jahitan. Nggak heran Sid harus menjalani 55 hari di penjara pada tanggal 9 December 1978 sampai dia bebas dengan uang jaminan (lagi) pada 1 Februari 1979.
Hampir dua bulan di penjara ternyata nggak bikin dia sober. Walau dia udah bisa dibilang bersih, tapi keinginan untuk nyuntik tetep besar. So, pas dia keluar penjara, hari itu juga ia menyuntik lengannya dua kali dengan heroin. Wajar aja, karena bukannya dibawa ke tempat yang aman sambil nunggu pengadilan, dia malah dibawa ke pesta temen-temennya. Untuk pertama kalinya Sid nyuntik lagi di tengah malam pas pesta lagi kenceng-kencengnya. Karena udah nggak terbiasa, dia terbangun pukul 3 pagi dan nyuntik untuk kedua kalinya….dan terakhir kali.
Setelah itu, Sid OD pada tanggal 2 Februari 1979. Ia meninggal disaksikan ibu dan teman-temannya. Waktu itu ia baru menginjak usia 21 tahun.
Tujuh tahun kemudian, sutradara Alex Cox membuat perjalanan kisah cinta Sid dan Nancy ke dalam sebuah film. Film yang berjudul Sid And Nancy: Loves Kills ini dibintangi Gary Oldman sebagai Sid dan Chloe Webb sebagai Nancy. Di film itu juga diceritakan gimana peristiwa terbunuhnya Nancy (walaupun tetep tidak ditampilkan siapa pembunuh sebenernya).
Well, hidup rock n roll star ini emang sebaiknya berhenti. Seperti yang udah diramalkan Sid pada Januari 1978. “Gue akan mati sebelum umur 25 tahun. Dan kalo bener, gue mau hidup sesuka gue.”
by:http://id.wikipedia.org/wiki/Sid_Vicious
13
Mar
08

DEEP PURPLE

deepur22.jpg The Journey:
Kisah Deep Purple dimulai dengan inisiatif Chris Curtis. Bekas dramer Searchers ini pada suatu hari di tahun 1967, menghubungi Tony Edwards, seorang pengusaha di London, Inggris. Chris minta agar Tony memanajerinya. Tony lalu mengontak John Coletta, seorang konsultan periklanan, agar mau menanamkan modal. Band yang terbentuk, bernama Roundabout dan beranggotakan Chris (vokal), John Lord (kibor), Ritchie (gitar), Dave Curtis (bas), dan Bobby Woodman (dram), menjadi benih Deep Purple. Nama Deep Purple dipakai setelah Ian, Rod, dan Nick masuk formasi menggantikan Dave, Bobby, dan Nick.
Purple menempuh jalan yang tak mudah. Inggris, negara asal mereka, justru menjadi wilayah yang tak mudah ditembus. Tiga album pertama mereka, Shades of Deep Purple (1968), The Book of Taliesyn (1968) dan Deep Purple (1969), hanya berhasil menempati daftar album terlaris di Amerika Serikat, bukan di Inggris. ”Itu membuatku dan [teman-teman] yang lain heran,” kata Jon kepada majalah Melody Maker, edisi Maret 1971.
Keadaan berubah segera setelah formasi baru, Roger Glover dan Ian Gillan mengisi posisi Rod dan Nick, yang memutuskan keluar, merilis Deep Purple in Rock pada 1970. Inggris menyambut hangat. Album ini berhasil mencapai posisi keempat dan bertahan di chart selama 68 minggu. Lagu Black Night merebut kursi kedua dari atas daftar single terlaris di Inggris, disusul oleh Strange Kind of Woman.
Nama Deep Purple yang pernah mendapat julukan “Band Terbising di Dunia” ini kian melambung meski sekali lagi harus berganti formasi: Ian Gillan dan Roger Glover keluar, digantikan oleh David Coverdale dan Glenn Hughes. Tapi ketika Ritchie hengkang untuk membentuk band sendiri, tak ada kekuatan lain yang bisa mencegah mereka untuk bubaran di tahun 1976.
Dinosaurus Tua:
Delapan tahun kemudian, pada 1984, ketika banyak orang mengira Deep Purple menjadi dinosaurus tua dalam sejarah musik rock, justru mereka memutuskan untuk kembali bergabung. Dan, tampaknya, keputusan itu berumur panjang juga. Hingga kini, meski lagi-lagi ditinggalkan Ritchie, Deep Purple masih bertahan. Plus gitaris baru Steve Morse (sebelumnya posisi ini sempat diisi oleh Joe Satriani), mereka malah masih sempat meluncurkan album Purpendicular dan Abandon. Bersama gitaris ini pula, plus kibordis Don Airey yang masuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Jon Lord (awal April 2002), Deep Purple sempat beraksi di depan publik Jakarta, 30 April 2002.
13
Mar
08
img_11932_metallica_450x360.jpg
bapaknya musik metal:”Metallica”
Terbentuk di LA,California (emangnya LA tuh sedaerah ama California??ga tau nih dari sumbernya dah gitu tulisanya) pada tahun 1981 oleh Lars Ulrich (drum) bareng James Hetfield (Gitar). Nama “Metallica” dicetuskan oleh Ulrich pas ngebantuin temenya nyari nama buat Majalah yang isinya mempromosikan Trash Metal dan NWOBHM (New Wave Of British Heavy Metal). Teman dari Ulrich itu ngomong:”Metallica” (ga tau deh siapa nama temenya itu…) kata “Metallica” terus terbayang dan terngiang di kepala Ulrich, setelah berunding dengan Hetfield diputuskan memakai nama itu sebagai nama band mereka.
Untuk melengkapi para personel guna lagu demo pertamanya, Metallica merekrut Llyod Grant yang nggak lama keemudian diganti lagi oleh Dave Mustaine (Megadeth), Jef Warner (gitar) disusul Ron McGovney (bas)Dengan Formasi ini Metallica meluncurkan lagu demo pertamanya “No Life Till Leather”. Gak jodoh, Mustaine pergi dan mendirikan band sendiri (Megadeth), masuk Kirk Hammet,Kirk Hammet sendiri pernah main di Metallica pas konser tahun 1983, Metallica jadi lebih komplit dengan masuknya Cliff Burton ngegantiin bassis lawasnya.
Metallica sempat pindah ke San Fransisco dam sempet manggung sebelum pindah lagi ke New York di 1983 (tahun dimana Kirk Hammet gabung) MEtallica bertemu dengan promotor lokal, Jon dan Marsha Zazula,dan dikontrak Zazula Label,MegaForce Records. Metallica berturut-turut menelurkan album demi album, yang pertama:”Kill EM ALL”(di album ini ada pengaruh dari James Hetfield sangat terasa lewat vokal dan permainan gitarnya), disusul Ride The Lightning. Disini Metallica sudah Mapan sebagai salah satu band Metal terbesar, sejajar bareng Anthrax,Slayer dan tidak ketinggalan Megadeth.
Mengikuti kesuksesan yang mengiringi, Metallica berpindah ke Mayor Label, Elektra Records di 1986 dan mengeluarkan album “Master Of Puppets” , di tahun yang sama CLiff Burton meninggal karena kecelakaan, tepat sebelum tur.Untuk mengisi kekosongan, direkrutlah Jasin Newsted. Bareng bassis baru, Metallica ngluncurin The $5.98 EP: Garage Days Re-Revisited, satu tahun sesudah meninggalnya Cliff,1987.
1990, album “self titled” Metallica (lebih dikenal dengan “the Black Album” album yang masih dialiran ayang sama dengan album2 sebelumnya: Heavy Metal. di The Black Album ini ada lagu yang “bunyi” yang mungkin pernah kalian dengar walaupun bukan termasuk pencinta Metallica (termasuk saya) “Enter Sandman” ama “Nothing Else Matters” lagu akustik , lumayanlah. Album ini jadi album tersukses Metallica, sampai2 beberapa toko memajang label “Sold Out”, dahsyat!.
Setelah sukses besar ama album itu, Metallica absen sampai 1995, “Reborn” Metallica ini ditandai dengan “Load” di 1996 disusul “Reload” di 1997, dua album itu sudah bernuansa alternatif rock
Yap, 1998 doble CD “Garage Inc” keluar dipasaran berisi sebelas lagu terbaru Metallica, yang sangat beraliran Danzig ato Sabbath. Cd keduanya berisi kumpulan lagu Metallica sejak 1984, Cd kedua ini sekarang jadi album langka yang diburu kolektor (katanya sih…)
Pada 21 ama 22 April 1999 Metallica menggandeng San Fransisco SYmphony Orchestra, Micharl camen ngrekam konser live, berjudul “S&M”.
Ngomongin Metallica tentunya ga bisa lepas dari “Napster Controversy” Napster sendiri merupakan situs Internet file sharing gratis…yang (mungkin) secara ilegal memuat lagu2 Metallica.Saking geramnya Ulrich sampe ngomong”sickening to know that our art is being traded like a commodity rather than the art that it is.” Kejadian ini membuat Lars Ulrich jadi semacam “Public Enemy” bagi sebagian kalangan (pencinta napster tentunya).
Dalam proses menuju album terbaru di 2001, Metallica dikejutkan dengan keluarnya Jason Newsted, ada beberapa sumber yang ngomong kalau Jason pergi karena pengin serius di Side-projectnya. Posisi ini digantikan ama Rob Trujjilo, mantan bassis Suicidal Tendencies,juga pernah main bareng om Ozzy.Sebagai tambahan, “pengkhianat” JAson Newsted main buat band om Ozzy di Ozzfest 2003, band-nya yang baru, Voivoid juga tampil disini.
2003, Metallica ngluncurin album St.Anger (di album ini mereka banya menerima kritik pedas). Sampai saat ini, MEtallica sukses nggondol 6 piala Grammy.
album2 metallica:
Kill Em All (1983)
Ride The Lightning (1984)
Master Of Puppets (1986)
Garage Days Re-Revisited (1987)
…And Justice For All (1988)
The Good, the Bad and the Live (1990); (Box set) Collection of singles and live tracks
Metallica (1991)
Live Shit: Binge & Purge (1993); Live box set (with videos of 2 shows)
Load (1996)
Reload (1997)
Garage Inc (1998)
S&M (Symphony and Metallica) (1999)
St. Anger (June, 2003)
2) Metallica didirikan pertama kali di Los Angeles – Amerika Serikat dengan nama The Young of Metal Attack. Beberapa bulan kemudian grup ini berganti nama dengan Metallica yang konon merupakan gabungan kata Metal dan Vodca. Nama Metallica sendiri sebenarnya adalah nama yang diusulkan untuk sebuah majalah musik yang dicuri oleh Lars Ulrich sebelum majalah tersebut mendapat nama tersebut.
Formasi pertama Metallica adalah Lars Ulrich (drum), James Hetfield (vokal dan gitar), Lloyd Grant (gitar) dan Ron Mc Govney (bass). Formasi inilah yang kemudian melahirkan lagu pertama berjudul Hit The Light, yang kemudian masuk album kompilasi rock Metal Massacre tahun 1981.
Setelah Metal Massacre beredar, Grant dan Ron mengundurkan diri. Posisi Grant digantikan oleh Dave Mustaine dan posisi Ron digantikan Cliff Burton. Formasi ini kemudian pada Juli 1982 mengeluarkan demo-album No Life Till Leather. Demo inilah yang kemudian mengantarkan Metallica mendapatkan agen dan kemudian hijrah ke New York.
Pada 1983, Metallica berencana akan melakukan tur pendek kebeberapa kota. Sayang Hetfield dan Mustaine malah terlibat perseteruan, hingga akhirnya Mustaine keluar dan kemudian mendirikan Megadeth. Posisi Mustaine digantikan oleh Kirk Hammett , gitaris dari grup Exodus. Formasi ketiga inilah yang kemudian mengeluarkan album Kill ‘Em All pada bulan Mei 1983.
Pada tahun 1984, Metallica semakin besar dengan menerbitkan album Ride the Lightning. Album ini bertahan 50 minggu dalam Billboard Top 200. Demi memperlancar promosi mereka juga mengeluarkan mini album Jump In The Fire.
September 1985, Metallica memproduksi album Master Of Puppets. Kembali Metallica masuk Billboard Top 40 selama 72 minggu. Album ini merupakan album yang meraih platinum tanpa single dan video.
Tanggal 27 September 1986, dalam perjalanan tur ke Skandinavia – bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan Cliff Burton (bass) meninggal dunia. Peristiwa ini begitu memukul seluruh anggota band. Bahkan Dave Mustaine yang telah mendirikan Megadeth, mengenang kematian Cliff dalam lagu In My Darkest Hour (album Megadeth: So far.. So Good.. So What!). Oktober 1986, posisi Cliff Burton digantikan oleh Jason Newsted, basis dari grup Floatsam And Jetsam.
Album …And Justice For All beredar September 1988. Disinilah Metallica mulai mengeluarkan video klip. Video pertama mereka adalah untuk lagu One, video ini mencapai nomor 1 di MTV. Keberhasilan ini kemudian mendorong produksi video klip Cliff ‘Em All sebuah video kenangan untuk Cliff Burton.
Akhir 1990 album Metallica direkam. Album ini membuat Metallica mencapai penjualan quadruple platinum dan menjadi album nomor satu di delapan negara Amerika dan Eropa. Serta meraih penghargaan Grammy Award, kategori Penampil Metal Terbaik dua tahun berturut-turut.
Basis jason Newsted mengundurkan diri dari band setelah bersitegang dengan James Hetfield. Perseteruan ini disebabkan Jason Newsted lebih menghabiskan waktu dengan proyek-nya sendiri. Anggota band yang lain menganggap Metallica harus diutamakan, meskipun pada saat itu Metallica sedang vakum.
Grup ini pada saat ini beranggotakan Lars Ulrich (drums), James Hetfield (vokal dan gitar), Kirk Hammett (gitar) dan Rob Trujillo (bass). Mantan anggota lainnya termasuk Ron McGovney (bass), Dave Mustaine (gitar), Cliff Burton (bass) dan Jason Newsted (bass).
05
Mar
08

The Guns N’ Roses Doc

gnr.jpg
GnR mendunia dengan penjualan yang lebih dari 20 JUTA kopi,dan menduduki peringkat TERATAS dari seluruh charts rock di Amerika dengan lagu yang luar-biasa dan akan dikenang sepanjang masa semacam:Welcome to the Jungle, Sweet Child o’mine dan Paradise city dimana semua lagu tersebut menduduki 10 besar di Billboard charts. Sampai sekarang, ini merupakan album debut paling dahsyat sedunia!!
Album kedua dan ketiga GnR yang berjudul Use Your Illusion dan Use Your Illusion2 (keduanya dirilis di saat yang sama) menduduki nomor 1 dan 2 di Billboard Charts saat pertamakali diluncurkan.Bahkan konser dan tour mereka sukses besar untuk para fans.
Band ini terbentuk pada tahun 1985 di Los Angeles dengan Axl rose sebagai front man,Tracii Guns sebagai gitar bersama Izzy Stradlin, bass pada Ole Beich serta drummer Rob Gardner (formasi ini berubah dengan masuknya Slash dan Steven Adler). Nama Guns and Roses sendiri merupakan gabungan dari 2 band mereka yang sebelumnya terpisah:Hollywood Rose dan L.A. Guns.
Kesuksesan besar yang membuat nama mereka meroket dan menjadikan mereka sebagai simbol rock tahun itu juga berpengaruh banyak pada kehidupan mereka, Alkohol dan obat-obatan terlarang mulai mewarnai kehidupan para personelnya,bahkan Slash(yang akhirnya pindah dan bergabung dengan Velvet Revolver) membawa keduanya (alkohol&narkoba) keatas panggung!!
Kejadian lain yang pantas disorot adalah: kematian 2 orang fans mereka di tengah konser. Kejadian tersebut terjadi saat kerumuman menjadi liar dan tidak terkontrol diwaktu GnR muncul di panggung dan memulai konsernya saat itu.Guns and Roses dituding sebagai yang bersalah atas kematian mereka dan men-Capnya sebagai “band paling berbahya didunia”!! Axl dan kawan2 sendiri baru tahu kalau ada yang tewas di konser mereka setelah pertunjukan selesai dan dengan sukses media menjadikan mereka sebagai kambing hitam.
Status “Dewa Rock” mereka dapatkan dari perjalanan jauh yang telah ditempuhnya sampai sekarang. Album terakhir yang mereka rilis:Greatest hits di tahun 2004 sukses mendapatkan doble platinum, hal tersebut setidaknya menunjukkan kalau Guns And Roses mempunya arti sendiri bagi perkembangan rock tahun ini.
Beberapa majalah/media yang mengangkat GnR:
-Q magazine memasukkan GnR kedalam daftar”50 band yang harus kalian lihat sebelum mati” gila!
-VH1 mencamtumkan nama mereka pada “100 artis Hard Rock terhebat”
-Sementara Rolling S
tones “500 album terbaik sepanjang masa”
ANGGOTA:
SEKARANG
• Axl Rose – lead vocals, piano (1985-present)
• Bumblefoot – lead guitar (2006-present)
• Robin Finck – lead guitar (1997-present)
• Richard Fortus – rhythm guitar (2002-present)
• Tommy Stinson – bass guitar (1998-present)
• Brian Mantia – drums (2000-present)
• Dizzy Reed – keyboards, piano (1990-present)
• Chris Pitman – keyboards, programming (1998-present)
Mantan
• Ole Beich – bass (1985)
• Rob Gardner – drums (1985)
• Tracii Guns – lead guitar (1985)
• Steven Adler – drums (1985-1990)
• Izzy Stradlin – rhythm guitar (1985-1991)
• Gilby Clarke – rhythm guitar (1991-1994)
• Slash – lead guitar (1985-1996)
• Matt Sorum – drums (1990-1997)
• Duff McKagan – bass (1985-1998)
• Josh Freese – drums (1997-2000)
• Paul Tobias – rhythm guitar (1994-2002)
• Buckethead – lead guitar (2000-2004)
kabar baru:
Setelah 14 tahun berpisah, grup musik rock terkenal Guns N Roses berencana siap luncurkan album terbaru mereka. Mantan gitaris band legendaris, Slash mengungkapkan album itu akan rilis meski telah sekian lama mereka tidak bersatu.
Album yang akan datang itu bisa dikatakan bahwa mereka mulai reuni kembali untuk kerja bareng. Sementara itu, perilisan album Chinese Democracy akan digarap lagi hingga sang perfeksionis Axl Rose merampungkan materi barunya.
Dahulu, Slash resmi memutuskan keluar dari band tersebut pada 2006 lalu, setelah ia bertikai dengan Rose karena perbedaan pendapat arah tujuan Guns N Roses. Meski demikian sang rocker yakin rekaman mereka akan mencetak hit seperti sebelumnya.
“Akan segera selesai, dan akan segera dirilis saat ia merasa semuanya sudah dimasukkan. Dan Axl bekerja dengan zona waktu yang berbeda denganku.” Paparnya.
“Jadi sepertinya akan kelihatan perlu waktu lama bagi orang lain untuk menyalakan waktu untuknya. Tapi tetap akan dirilis juga. Itu pasti,” tambahnya. (swh/indoseleb)

kisah haru dri amerika SID

KISAH HARU DARI AMERIKA: SUPERMAN IS DEAD AMERICAN TOUR 2009 – DIARY

SID-DIary

Jawara kita Superman Is Dead rupanya harus berjuang keras mengibarkan panji Indonesia di Amerika nan megalomania itu. Setelah harus mengundur tournya, Eka harus belakangan berangkat menyusul dipenuhi ketegangan dan tanpa semangat tim Angels yang berangkat duluan. Walhasil ketika Eka bergabung menjadikan ledakan kegembiraan yang siap membawa SID melaju dengan full speed. Kisah mengharukan ini langsung diturunkan dari LA dalam bentuk diary oleh Lia Pasaribu sang manager.
24 Juni 2009, Bali, INA.
Berat! Kami berangkat menuju airport Ngurah Rai dengan perasaan berat. Perjalanan tour SID ke Amerika yang seharusnya penuh api semangat dan keriangan terasa terganjal karena salah satu personel SID; Eka Rock terhadang masalah Visa yang sampai pada hari keberangkatan belum juga keluar, sementara Vans Warped Tour dimulai 26 Juni.

Dengan China Airlines, kami melewati melewati Samudera Pasifik ditemani bir, Watchmen  ber-subtitle mandarin [The Comedian kicks ass!] dan pil tidur.
Transit di Taipei selama 30 menit kita lalui dengan lesu, berharap hari cepat berlalu dan Eka mendapatkan Visa-nya sebelum tanggal 25 Juni. Another 11 hours from Taipei to LA kita lewati dengan skenario yang sama; bir, film & pil tidur. Whatever.

25 Juni 2009, Santa Clarita, CA.
Tidak ada masalah yang berarti ketika berurusan dengan imigrasi di LA. Hembus dingin udara LA [walaupun summer] menyambut ketika kita keluar dari bandara. Disaat kita sibuk mencari tempat untuk merokok, sebuah pesan singkat kami terima mengatakan “Eka sudah mendapatkan Visa nya, dia bisa berangkat tanggal 25 Juni”. Serasa di charge mesin V8, kami spontan berteriak gembira dan saling peluk. Momen yang cukup emosional. Mbak Lia manager SID terlihat hampir menagis. Nina dari Mastra Production yang menjemput kita di airport juga cukup terbawa suasana. Yeah, sekarang semua bisa bernafas lega. Kita langsung tancap gas menuju Santa Clarita, tempat kita menginap selama di California. Persetan dengan jet lag, USA here we come!

SIDdiary1
26 Juni 2009, Pomona, CA.
Karena Eka baru tiba di LA tanggal 26 Juni malam hari, kita memakai Eko [kru SID] untuk mengisi posisi bass pada Warped Tour di Pomona California. Eko menjalankan tugasnya dengan baik, sayang kita diposisikan sebagai band pembuka rangkaian Warped Tour 2009 ini. Kita main jam 11 siang disaat penonton baru masuk seperempatnya. Walaupun tidak dengan format 100% kami mampu membuat beberapa punkrocker lokal menunjukkan tarian pogo-nya. Setelahnya, kami antri untuk mengambil jatah makan siang dan terjadi pemandangan yang cukup menarik. Dibarisan antrian yang cukup panjang ada beberapa nama besar skena punk/hardcore internasional : The Ataris, Thrice, Aiden, Anti Flag dll. Mereka semua ikut berdiri mengantri untuk makan siang. Pemandangan yang mungkin tidak pernah terjadi di Indonesia.

27 Juni 2009, San Francisco, CA.
Berangkat jam 3 pagi, perjalanan 8 jam dari Santa Clarita menuju SF terasa seabad dan pil tidur tidak lagi membantu. 7 orang plus alat-alat dalam 1 van is so not funny. Tiba di SF jam 9.30 pagi kami mengalami kesulitan mencari parkir. Kebetulan hari itu ada demo aktivis gay di dekat lokasi Warped Tour. Pukul 1.50 siang, dibawah cuaca SF yang cukup panas, kami sukses menghajar panggung dan pemintaan interview dari pers lokal mulai berdatangan. Setelah semua beres kami langsung cabut ke Ventura California. Sempat singgah di Golden Gate dan mendapat kejutan hot dog gratis, kami tiba di Ventura jam 3 pagi. Beruntung rumah kosong yang kami tempati cukup nyaman, lengkap dengan seaview, boat/jetski pribadi, plasma TV dan seisi kulkas yang nyaris kadaluwarsa. Nicely, a friend came later with a crate of beer and a bottle of Jagermeister. Devilish!

28 Juni 2009, Ventura, CA.
Di kota yang kustom kulture nya cukup kuat ini kami singgah di Tony’s Pizza, sebuah restaurant pizza tradisional dekat pantai yang merayakan ulang tahun nya yang ke 50. Kami menyantap pizza sambil menjatuhkan rahang dikala sebuah Cadillac Devillle berwarna matt black melintas dengan smooth-nya. Sebuah pemandangan yang sangat California: tattoos, hot rod, beach and punkrock. Disini hampir 70% orang yang kami jumpai memiliki tattoo, boys or girls. Dan tiba-tiba kami merasa kurang brandalan. Haha.
Hari ini kami bermain jam 3.15 sore. Kami kurang beruntung, lokasi panggung kami kurang strategis karena terhalang main stage. Band-band yang bermain sebelum/setelah kami juga mengalami nasib yang sama: tidak berhasil menarik penonton yang maksimal. Selesai menjalankan tugas, kami sempat ditraktir minum oleh seorang penonton yang keep saying “You guys made my day”. Balik ke Tony’s Pizza untuk mengambil mobil, kami diberi jatah free pizza dan dengan perut kenyang kami menuju Santa Clarita to celebrate a friend’s birthday. Auw!